Saturday, February 18, 2006

Please forgive me...

When the approach of midnight nearby me
Iam not in the grip of canar desire
Couse the actuary of heaven will comes nearly
I'll be in my god

I kept my body around human being
And i look up to the sky
I see the amazemant of god's creation

I fell the blow power of him
Starting to send me sprawling

Iam quietest without words
But my heart stays in delibaration with him
The indication that iam surely with him
No one except us together

The delibaration between me and him
Occupies one hour and half

Suddently........
My soul raises a hue and cries
Than i get my tears damp all my holly perform ritual prayers
That remind me in the day
I was under the influence of canal desire

These tears flow and flow again
I cannot kept them any way

O0hhh my lord......
Please forgive me
Iam just slave without power
Iam nothing without you
You are my every thing

I rely my life on you
All that i have done in my life
Solely just for you


Read more!

Tuesday, February 07, 2006

Baurkan segalanya dengan hati yang bersih

Yang terlihat hanya sebuah putihnya saja
Terpajang hanya sebagai hiasan belaka
Putihnya tidak berbaur dengan mata hatinya
Ketika pintu hati dan jendelanya dibuka
Tersembur asap hitam yang bau busuk ...........

Putihnya hanya bisa berdiam diri
Tak mampu untuk memberikan aroma wangi
Mata hatinya kering kerontang
Mudah terbakar dan membakar

Ketika aku berntanya..
Tentang sebuah aroma malaikat
Dia semburkan api depan muka dan berlari
Bagai iblis yang terkena lemparan batu ismail

Seandainya putihnya berbaur dengan mata hatinya
Dia akan memeluk dan memeberikan aroma
Bagai jibril memeluk muhammad

Berapa banyak orang yang terbakar karena semburan apinya
Hanya dia dan tuhannya yang lebih tahu


Read more!

Jiwaku mulai tumbuh dewasa

Bagaikan hidup didalam hutan rimba
Selalu bergelut dengan gelisah dan ketakutan
Jasmani beserta ruhnya bukan seorang bayi
Melinkan seorang manusia yang perkasa
Tangguh....kokoh.....bagaikan baja

Aku dan jiwaku gelisah dan ketakutan
Melihatnya bagaikan seekor raja rimba
Gelisah tak tertahankan
Jiwaku tercipa seorang bayi

Yang kubisa hanya merangkak dan menangis
Aku tak bisa menolongnya atau bisa...?

Termenung sejenak......
Ternyata aku masih bisa menolongnya
Kekuatan cahaya ilahi sedikit masih bersinar dalam dada
Meskipun jiwaku menangis dengan keras
Namun tak mampu untuk mengeluarkan air mata

Pertanda.......
Jiwaku mulai dewasa

Bagaikan hidup didalam hutan rimba
Selalu bergelut dengan kesedihan dan kebingungan
Jasmaninnya beserta ruhnya bukan satu wajah
Melainkan ribuan manusia yang berbeda



Read more!

Sunday, February 05, 2006

Bersinar kembali

Semuanya telah lenyap termakan waktu
Hilang entah kemana dia pergi
Terbawa terbang oleh angin

Jauh.....jauh.....jauh.....
Entah kembali atau tidak
Hinggap di awan hitam dan termenung

Menyesali apa yag telah terjadi
Cucurkan air mata
Turunkan hujan dengan lebat

Dibuatnya awan menangis ciptakan halilitar
Jiwa terus menangis ketakutan

Halilintar itu memperlihatkan amarahnya
Gemuruh awan memberi khabar pada sang penguasa alam
Terdengar kirimkan cahaya matahari

Halilintar itu hilang entah kemana
Cahaya matahari itu hilangkan tangisku
Awan putih memanggilku dengan rayuannya

Berseri dan menari
Ohhhh indahnya cahaya matahari

Ciptakan suasana siang membalut malam bagaikan syurga


Read more!

Wednesday, February 01, 2006

Bulan yang suci

Bulan itu sedang memanggil dengan kencang
Seluruh suaranya dikerahkan dengan kuat
Energi cahaya tercita dengan cepat
Menyinari seluruh alam jagat raya

Semua menutup mata dan telinga
Demi menjaga keutuhan
Berakhir dalam jangka satu bulan
Dengan kekuatan sang Penguasa alam

Bulan itu tersenyum dengan manis
Senyumannya membuat semua makhluk tertidur lelap
Energi senyuman itu telah terancar dalam hati
Getarkan ars sang Penguasa alam
Semua membuka mata dan hati
Demi melihat keagungan Ilahi






Read more!