Sunday, January 07, 2007

Ombak itu .......

Entah mengapa …..
Semua sudah mengering
Sedikit demi sedikit berubah menjadi batu
Jiwanya telah pergi terbawa angin topan
Jasmaninya telah membisu tanpa kata-kata
Ruhnya berdiam diri tanpa senyum sedikitpun

Ah …..
Apa sebenarnya yang telah terjadi
Aku melihat awan tersenyum dengan air mata
Airnya meluap memecahkan batu karang
Jadilah ia merendap ke dasar lautan
Lalu ku dengar suara merdu itu muncul dengan tiba-tiba
Dari dalam lautan berubah menjadi ombak
Aku melihat ombak itu menggulung seperti bunga
Indah dipandang …..

Tersembur dari tengah ombak itu, intan yang cemerlang
Kutangkap dan kemudian ku simpan
Ku melihat semua memperhatikanku dengan membisu
Tanpa kta sedikitpun ….

Ah ….., ada pa sebenarnya?
Ombak itu memang telah bersahabat denganku
Intan ku ambil, jiwaku bersinar dengan terang

Lalu …...
Mereka mulai tersenyum dengan gembira
Persahabatan aku dengan ombak itu semakin erat
Kilauan intan itu memancarkan hakikat
Akan ikatan membalut suasana surgawi

Ah ….. apa mungkin?
Padahal hakikat itu telah tercampur unsur batu
Kemudian ku menepi ke tepi pantai
Terlihat ombak itu semakin kencang menderu
Ku lempar setitik cahaya hitam, tertelan
Ombak mengamuk memperlihatkan amarahnya

Oohhhh ….
Senyuman itu membalik menjadi pecutan yang mengerikan
Hangus sudah intan yang aku simpan
Jiwaku tak mampu kembali untuk bersinar

Kemudian …..
Ku terjatuh diatas tanah yang hampa
Tertunduk jiwaku malu berkata
Diam membisu tanpa kata sedikitpun
Tetesan air mata berjatuhan dari awan
Gelap ….., awan itu memandang

Pecutan halilintar semakin menderu dengan keras
Kubuka kedua telapak tanganku, dan berkata
Akan adakah setitik cahaya putih datang dari awan?
Ku pandangi langit walau pipiku basah dengan deras
Ku merasa getaran jiwa semakin keras
Kubuka mulutku dan berkata, "Tuhaannnn ……"
Ternyata cahaya itu datang dengan kata "Tuhan"

Cahaya itu semakin bersinar
Tetesan demi tetesan mulai mengering
Awanpun mulai berubah menjadi putih
Terlihat sinar matahari itu datang dengan sempurna
Halilintar itu telah bersembunyi ketakutan

Cahaya pecutannya terkalahkan oleh matahari
Ombak itu mulai menggulung dengan tenang
Bunga senyuman itu mulai mekar kembali
Hakikat itu akan muncul
Bersamaku dan sabarku yang sejati.[]

2 Comments:

Blogger Abd. Muluk said...

Ass kang dudi...pa kabar klwarga kita yang di India. Ne.. saya Nawa. adiknya Zamhasari. puisi akang bagus juga tuch..

8:01 AM  
Anonymous Anonymous said...

terima kasih banyak, abd mulk, alhamdulillah kita disini sehat2 aja,.....selamat bergabung dengan kita warga india :)

8:18 AM  

Post a Comment

<< Home